Berkenalan dengan Wedding ala Barat
Setiap pengantin ingin merayakan hari pernikahannya dengan cara yang spesial bersama teman dan keluarga. Mereka juga mencari berbagai konsep pernikahan yang sesuai dengan mereka. Entah konsepnya pernikahan tradisional, nasional atau internasional.
Sebuah konsep yang sangat populer di kalangan orang Kristen adalah pernikahan gaya Barat. Yuk simak ciri-ciri pernikahan ala Eropa dan Amerika ini. Berkenalan dengan Wedding ala Barat ide desain rumput sintetis
Kenakan gaun putih
Pada masanya, orang Eropa Barat lebih menyukai gaun brokat merah dengan sulaman benang putih dan perak. Sedangkan negara lain di Amerika dan Eropa lebih menyukai warna seperti biru, kuning, hitam, coklat atau abu-abu.
Sejak pernikahan Ratu Victoria dan Pangeran Albert, putih telah menjadi pilihan bangsawan karena melambangkan kekayaan dan status sosial. Karena putih sangat sulit diproduksi hingga abad ke-20, kelas menengah Amerika dan Inggris juga mulai menggunakannya setelah berakhirnya Perang Dunia II.
Jilbab
Jilbab adalah hiasan kepala yang dikenakan oleh wanita saat beribadah di gereja. Dipadukan dengan gaun putih pada saat pemberkatan, mempelai wanita melambangkan wanita yang sederhana.
Namun hiasan kepala ini tidak terbatas hanya pada agama-agama tertentu. Beberapa negara, seperti China misalnya, menggunakan kerudung merah yang hanya bisa dibuka di kamar pengantin. Sampul ini melambangkan pengantin yang pemalu dan merona di hari bahagianya.
Di Yunani dan Roma kuno, kerudung dipercaya dapat mengusir roh jahat atau mencegah pengantin pria berubah pikiran. Atau upaya pencegahan bagi pria lain yang mencoba membatalkan pernikahan karena melihat kecantikan wanita tersebut.
Bridesmaid
Bridesmaid umumnya dipilih dari kalangan keluarga atau teman dekat pengantin wanita. Pengiring pengantin ini memiliki tugas untuk menemani dan juga membantu mempelai wanita baik secara fisik maupun emosional pada hari H. Mereka membantunya mengenakan dan memesan gaunnya, mengenakan kerudung, dll.
Pada zaman dahulu, para pengiring pengantin mengenakan pakaian yang sama persis dengan pengantin. Mereka diyakini membingungkan dan mengusir roh jahat dan pria yang cemburu.
Kue Pengantin
Mereka percaya bahwa kue gandum yang pecah di atas kepala pengantin wanita akan membawa keberuntungan bagi pasangan baru. Dari abad ke-16 hingga ke-17, kue ini mulai disajikan kepada para tamu. Sayangnya, isinya tidak termakan karena mengandung berbagai jeroan. Baru pada tahun 1882 kue pengantin baru dicicipi.
Memotong kue dan memakan kue pernikahan adalah simbol persatuan dan janji untuk memenuhi kebutuhan orang lain.
Ayah yang menemani kedua mempelai ke altar
Seorang ayah yang memimpin putrinya di depan altar adalah simbol restu ayah untuk mempelai pria. Kepala keluarga yang melindungi dan memikul tanggung jawab gadis itu mempercayakan tanggung jawab itu kepada pengantin pria.
Melempar Bunga
Pengantin wanita biasanya melempar bunga di akhir upacara pernikahan. Orang-orang yang bisa mendapatkannya adalah pria atau wanita yang masih lajang. Mitos mengatakan bahwa orang berikutnya yang menangkapnya akan menikah.
Menyiram kedua mempelai dengan beras
Setelah pemberkatan, biasanya kedua mempelai disiram dengan beras, kertas, kelopak bunga dan lain-lain. Tradisi ini melambangkan bahwa pasangan baru ini akan selalu mendapatkan rezeki dan kesuburan.